Welcome to My Page

Welcome to My Page

Senin, 19 Januari 2015

LAPORAN PRAKTIKUM
ILMU DAN TEKNOLOGI TELUR
(Uji Kualitas Telur)







Disusun Oleh  :
Ø  Lia Wati             (122263)
Ø  Yayat Felani         (122256)
Ø  Imam Syaifudin (122266)
Ø  Suswatiningsih     (122257)
Ø  Wiwit Candra W (122262)
Ø  M.S Damargono   (122258)
Ø  Ratna Fitri A       (122269)
Ø  Kuswanto              (122268)
Ø  Maryono             (122255)



AKADEMI PETERNAKAN BRAHMAPUTRA
YOGYAKARTA
2014
BAB.I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Telur merupakan produksi biologi dari unggas betina yang selalu dibutuhkan sebagai bahan pakan embrio ayam dan sebagai pangan bagi manusia. Dalam dunia peternakan telur merupakan salah satu produk unggas yang mempunyai nilai gizi tinggi dan lengkap, harga relatif murah serta merupakan bahan pangan yang tidak ditolak oleh hampir semua orang. Telur mengandung protein yang cukup tinggi yaitu 12% dengan harga yang kompetitif dibanding dengan harga protein dari hewan ternak lain, sehingga banyak dicari hampir semua orang, untuk memenuhi kebutuhan gizi yang dibutuhkan oleh tubuh manusia (Tri Yuwanta, 2010).
Telur merupakan salah satu bahan makanan yang berasal dari ternak unggas. Telur memiliki zat-zat gizi yang tinggi, zat-zat tersebut dibutuhkan oleh tubuh manusia dan memiliki daya cerna, zat-zat tersebut adalah protein, lemak, vitamin, dan mineral. Telur merupakan produk yang mudah rusak, sifatnya mudah pecah dan kualitasnya cepat berubah baik dalam proses transportasi maupun selama penyimpanan.
            Perubahan isi telur akan berpengaruh terhadap kesehatan manusia sebagai konsumennya. Oleh karena itu konsumen selalu mencari telur segar, dengan berat standar, kualitas kerabang baik, warna kuning telur menarik (kuning) dan putih telur relatif kental. Semua kriteria tentang kualitas telur tersebut akan menentukan pula harga telur per satuan unit (Rp / kg)(Yuwanta, 2004 dan 2007).
Tujuan 
            Tujuan diadakan praktikum ini adalah untuk mengetahui kualitas telur yang baik dengan uji kualitas telur secara sederhana.
Manfaat
            Manfaat yang diperoleh dari praktikum uji kualitas telur ini adalah memberi pengetahuan kepada mahasiswa tata cara atau prosedur pengujian kualitas telur.


Materi dan Metode
Materi
            Praktikum dilaksanakan dilaboratorium Akademi Peternakan Brahmaputra pada Rabu 24 Desember 2014 di Laboratorium Akademi Peternakan Brahmaputra. Alat dan bahan yang digunakan yaitu :
1.      Telur
2.      Timbangan
3.      Jangka sorong
4.      Mikrometer
5.      Kaca preparat
6.      Pisau
Metode
1.      Mahasiswa mempersiapkan alat dan bahan
2.      Praktikum dimulai dengan menimbang telur
3.      Mengamati struktur luar telur seperti kebersihan kerabang, warna kerabang, keutuhan kerabang, dan bentuk telur
4.      Kemudian dilakukan pengukuran panjang dan lebar telur
5.      Selanjutnya dilakukan pemecahan telur dengan hati – hati
6.      Pengukuran tinggi, panjang dan lebar putih telur pekat / albumin pekat
7.      Pengukuran tinggi dan diameter kuning telur




BAB. II
TINJAUAN PUSTAKA
Kualitas Telur
            Telur digunakan manusia sebagai bahan pangan, sehingga perlu dibicarakan dari berbagai aspek mengenai kualitas yang sesuai dengan kemauan konsumen. Beberapa kriteria yang dapat dilihat dari luar dan dapat digunakan sebagai indikator kualitas telur adalah :
1.      Kebersihan kulit telur, tanpa kotoran tetapi juga bukan telur yang dicuci, jadi merupakan kulit telur asli yang dikeluarkan dari oviduk ayam, disamping itu juga telur hendaknya tidak retak / pecah.
2.      Bentuk telur yang biasanya dinyatakan dalam indeks telur yaitu perbandingan antara sumbu lebar dengan sumbu panjang dikalikan 100%. Indeks telur bervariasi antara 65 – 82 %. Apabila telur oval memanjang maka indeks telur berkisar 65 %. Apabila telur oval bulat mencapai indeks 82%. Indeks telur akan menurun secara progresif dengan umur, pada awal peneluran berkisar 77% dan pada akhir peneluran 74%. Indeks telur ini tidak dapat digunakan sebagai indikator untuk menentukan jenis kelamin anak ayam dari telur tetas yang ditetaskan. Nilai indeks telur ini sangat bervariasi antara individu dalam suatu kelompok dan penelusuran dari satu seri penelusuran. Penyebab terjadinya variasi indeks telur ini belum dapat diterangkan secara jelas namun diduga sebagai akibat dari perputaran telur di dalam alat reproduksi, karena ritme tekanan dari alat reproduksi atau ditentukan oleh diameter lumen alat reproduksi.
3.      Warna kerabang telur tergantung dari jenis ayam dan jenis warna yang disekresikan. Warna kerabang diukur dengan reflektometer berbasis pada warna magnesium karbonat atau kromameter. Warna kerabang putih memberikan angka refleksi 5 dan coklat memberikan refleksi 45. Pada perusahaan peternakan ayam yang modern telah menerapkan homogenisasi warna ini pada produksi telurnya sebagai salah satu kriteria standar mutu.
4.      Soliditas kerabang telur sangat tergantung pada material penyusun kerabang telur. Soliditas kerabang telur ini menentukan keretakan telur terhadap kekuatan yang menindihnya. Terhadap hubungan yang nyata antara penyusun kerabang telur dengan soliditas kerabang telur. Beberapa kriteria untuk menentukan soliditas kerabang telur telah dikembangkan saat ini meliputi densitas, deformasi, resistensi pecah, dan ketebalan kerabang.
5.      Keabnormalan telur baik bentuk dan warna kerabang juga merupakan faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih telur. Ada beberapa warna, bentuk dan abnormalitas yang perlu diperhatikan oleh konsumen.
Berat, Volume, dan Luas Permukaan Telur
            Salah satu yang menentukan berat telur adalah jenis unggas. Telur ayam kampung lebih kecil dibanding telur ayam ras. Telur itik berbeda beratnya dengan telur ayam atau angsa, kalkun maupun burung puyuh. Telur yang akan dibicarakan disini adalah telur ayam ras yang dianggap mampu mewakili semua telur unggas. Rata – rata berat telur ayam antara 55 – 65 gram, variasi berat telur relatif kecil, hal ini ddisebabkan genetik ayam petelur sudah homogen akibat seleksi pada tingkat pembibit yang ketat. Dari berat telur 60 gram maka garis tengah sumbu pendek (axis) antara 4,2 – 5,8 mm dan garis tengah sumbu panjang (ordinat) bervariasi antara 13 – 16 mm (Yuwanta, 2010).
            Sedangkan fungsi menghitung luas permukaan adalah untuk menghitung indeks kerabang telur yang merupakan perbandingan antara berat kerabang dengan luas permukaan (g/cm2). Berat telur juga mempunyai hubungan dengan volume telur. Berat dan volume telur dapat dihubungkan dengan rumus V = 0,913.W. Volume atau isi telur ini meliputi kuning telur dan putih telur dan dapat digunakan sebagai prediksi kebutuhan telur yang mampu dikonsumsi disuatu daerah. 
            Telur merupakan salah satu produk pertanian yang berasal dari unggas. Sesuai dengan sifat dasarnya, telur mempunyai sifat mudah rusak (perishable) seperti halnya produk-produk pertanian yang lain. Ada beberapa kerusakan telur yang menyebabkan kualitas telur menurun antara lain  pecahnya cangkang telur, kehilangan gas CO2, tumbuhnya mikroorganisme dan pengenceran isi telur (Shofiyanto, dkk, 2008).
            Menurut Djanah (1990) setiap telur mempunyai struktur yang sama, terdiri dari tiga komponen utama, yaitu :
1.         Kulit telur (egg shell) sekitar 11% dari total berat telur
2.         Putih telur (Albumin) sekitar 57% dari total berta telur
3.         Kuning telur (yolk) sekitar 32% dari total berat telur
Telur ayam ras adalah salah satu sumber pangan protein hewani yang populer dan sangat diminati oleh masyarakat. Hampir seluruh kalangan masyarakat dapat mengkonsumsi telur ayam ras untuk memenuhi kebutuhan protein hewani. Hal ini dikarenakan ayam ras relatif murah dan mudah diperoleh serta dapat memenuhi kebutuhan gizi yang diharapkan (Lestari, 2009).
            Telur merupakan bahan makanan yang sempurna, telur juga merupakan produk yang mudah rusak, kerena memiliki sifat mudah pecah dan kualitasnya cepat merubah baik dalam proses transportasi maupun selama penyimpanan (Umar, 2000).
            Telur memenuhi kebutuhan gizi yang diperlukan tubuh, rasanya enak, mudah dicerna, dan cocok dikonsumsi semua golongan umur, mulai dari bayi hingga para lansia. Kelebihan lain dari telur adalah bisa diolah menjadi berbagai jenis lauk pauk yang lezat dimana menurut ada beberapa fakta menarik tentang telur yang mungkin belum di ketahui yaitu :
1.         Telur mempunyai nilai kegunaan protein (net protein utilization) 100 persen. Bandingkan dengan daging ayam (80 persen) dan susu (75 persen).
2.         Kulit telur terbuat dari kalsium karbonat yang juga merupakan bahan dasar utama beberapa jenis antacids. Sekitar 9-12 persen berat telur terdiri dari kulitnya. Kulit telur juga memiliki pori-pori sehingga oksigen bisa masuk dan karbon dioksida serta hawa lembab keluar.
3.         Putih telur terbuat dari protein yang disebut Albumin dan juga mengandung niasin (vitamin B3), riboflavin (vitamin B2), klorin, magnesium, potasium, sodium dan sulfur. Putih telur ini mengandung 57 persen dari protein telur.
4.         Warna kuning dari telur ditentukan oleh makanan ayam betina. Makin banyak padi-padian yang memiliki pigmen kuning dan oranye yang dimakan si ayam betina, makin kentallah warna kuning telurnya.
5.         Terkadang ada sedikit darah dalam telur. Darah ini berasal dari pembuluh darah di kuning telur yang pecah. Namun, telur ini tetap aman dikonsumsi (Anonim, 2011).
Kulit Telur    
            Kulit telur bersifat kuat, halus, berkapur. Kulit telur terdiri dari empat lapisan yaitu : (1) lapisan kutikula yang merupakan lapisan paling luar yang menyelubungi seluruh permukaan telur, (2) lapisan bunga karang yang terletak dibawah kutikula, (3) lapisan mamila yang merupakan lapisan ketiga dan sangat tipis, dan (4) lapisan membrane yang terletak paling dalam (Sarwono, 1994).
            Menurut Stadelman dan Cotteril (1973), komposisi dari kulit telur adalah 98,2% kalsium, 0,9 % magnesium dan 0,9 % fosfor.  Banyaknya pori-pori per butir telur berkisar antara 7.000 – 17.000 dan menyebar di seluruh permukaan telur  Kulit telur pada bagian tumpul memiliki jumlah pori-pori per satuan luas lebih banyak dibandingkan dengan pori-pori bagian yang lain (Sirait, 1986).
            Pada telur segar, permukaan kulit dilapisi oleh lapisan tipis kutikula yang segera mengering setelah peneluran dan menutup pori-pori telur sehingga mengurangi hilangnya air dan gas-gas serta invasi oleh mikroorganisme. Lapisan kutikula mengandung 90 % protein yang kebanyakan terdiri dari tirosin, glisin, lisin dan sistein (Romanoff dan Romanoff, 1963).
Kualitas Telur Ayam Ras
Kualitas telur dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu kualitas telur bagian luar dan kulitas bagian dalam. Kualitas telur bagian dalam meliputi bentuk, warna, tekstur, keutuhan dan kebersihan kerabang, sedangkan kualitas telur bagian dalam meliputi kekentalan putih telur, warna kuning telur, posisi kuning telur serta ada tidaknya bintik darah pada kuning dan putih telur (Sarwono, 1994).
Menurut Winarno (1993), Klasifikasi telur dibagi atas empat kualitas, yaitu :
a.         Kualitas AA
Kulit telur untuk kualitas ini harus bersih, tidak retak atau berkerut, bentuk kulit normal dan halus. Rongga udara di dalam telur sepanjang 0,32 cm. Rongga udara berada di bagian tumpul dan tidak bergerak-gerak. Putih telur harus bersih dan encer. Kuning telurnya dan tanpa kotoran.
b.         Kualitas A
Kulit telur juga harus bersih, tidak retak atau berkerut, mulus dan normal. Rongga udara 0,48 cm dan terdapat bagian tumpul dari telur. Putih telur bersih dan agak encer. Kuning telur normal dan bersih.

c.         Kualitas B
Kulit telur bersih, tidak pecah/retak dan agak tidak normal, misalnya sedikit lonjong. Rongga udara sebesar 0,95 cm. Putih telur bersih dan lebih encer. Kuning telur normal tetapi ada bercak yang normal.
d.         Kualitas C
Kulit telur bersih dan sedikit kotor, kulit tidak normal. Rongga udara sebesar 0,95 cm. Putih telur sudah encer, ada telur yang berbentuk tidak normal. Kuning telur sudah mengandung bercak-bercak, bentuk telur tidak normal atau piph.
Indeks telur dapat dikategorikan menjadi bentuk lonjong, oval, dan bulat. Menurut Djanah (1990), bahwa bentuk telur yang baik adalah berupa elips yang asimetris atau yang disebut berbentuk oval cossini dengan ujung yang satu harus lebih tumpul dari ujung yang lain. (Romanoff, dkk.,1963) menyatakan bahwa telur yang panjang dan sempit relatif akan mempunyai indeks yang lebih rendah, sedangkan telur yang pendek dan luas walaupun ukurannya kecil atau besar akan mempunyai indeks yang lebih besar.
Indeks putih telur merupakan perbandingan antara tinggi putih telur dengan rata-rata garis tengah panjang dan pendek putih telur. Dalam telur yang baru ditelurkan nilai ini berkisar antara 0,050 dan 0,174, meskipun biasanya berkisar antara 0,090 dan 0,120. Indeks putih telur jugan menurun karena penyimpanan dan pemecahan ovomucin yang di percepat pada pH yang tinggi (Winarno dan Koswana, 2002)
Indeks kuning telur adalah perbandingan antar tinggi kuning telur dengan garis tengahnya, dimana indeks kuning telur segar beragam antara 0,33 dan 0,55 dengan nilai rata-rata 0,42. Dengan bertambahnya umur telur, indeks kuning telur akan menurun akibat bertambahnya ukuran garis tengah kuning telur sebagai akibat perpindahan air (Buckle, dkk, 1987).
Kesegaran isi telur merupakan kondisi di mana bagian kuning telur dan putih telur yang kental berada dalam keadaan membukit apabila telur dipecahkandan isinya diletakkan diatas permukaan datar dan halus, misalya kaca. Penetapan kesegaran isi telur dapat dilakukan dengan metode subjektif (candling) dan cara objektif (memecah telur) untuk menentukan telur baru atau lama (Winarno dan Koswana, 2002). 
Haugh unit ditentukan berdasarkan keadaan putih telur, yaitu merupakan korelasi antara bobot telur (gram) dengan tinggi putih telur (mm). Beberapa pendapat menyatakan semakinlama telur disirnpan, semakin besar penunman HU nya, indkes putih telur dan berkurangnya bobot telur karena terjadi penguapan air dalam telur hingga kantong udara bertambah besar(Haryono, 2000).
Penentuan mutu telur yang terbaik adalah dengan cara menentukan indeks Haugh. Penentuan kualitas telur cara ini ditemukan oleh Raymond Haugh tahun 1937. Untuk telur segar atau baru ditelurkan nilainya 100, sedangkan untuk telur dengan mutu terbaik nilainya 75. Telur-telur yang busuk nilainya di bawah 30 (Purnomo dan Adiono, 1985).
Berdasarkan SNI 01-3926-1995 mengenai telur ayam segar untuk konsumsi persyaratan mutu fisik telur dapat dilihat pada tabel 1 berikut :
Tabel 1. Tingkatan Mutu Pada Telur.
No.
Faktor Mutu
Tingkatan Mutu
Mutu I
Mutu II
Mutu III
1.
Kondisi Kerabang

a.       Bentuk
b.      Kehalusan
c.       Ketebalan
d.      Keutuhan
e.       Kebersihan
Normal
Halus
Tebal
Utuh
Bersih
Normal
Halus
Sedang
Utuh
Sedikit noda kotor
Abnormal
Sedikit Kasar
Tipis
Utuh
Banyak noda dan sedikit kotor
2.
Kondisi Kantung Uadara (di lihat dengan peneropong)

a.       Kedalama kantong udara
b.      Kebebasan bergerak
<0,5 cm

Tetap ditempatnya
0,5 cm-0,9 cm

Bebas bergerak
>0,9 cm

Bebas bergerak dan dapat terbentuk gelembung udara
3.
Kondisi putih telur




a.       Kebersihan



b.      Kekentalan


c.       Indeks
Bebas bercak darah, atau benda asing lainnya
Kental


0,134-0,175
Bebas bercak darah, atau benda asing lainnya

Sedikit encer


0,092-0,133
Ada sedikit bercak darah, tidak ada benda asing lainnya

Encir, kuning telur belum tercampur dengan putih telur
0,050-0,091
4.
Kondisi Kuning Telur




a.       Bentuk
b.      Posisi

c.       Penampakan batas

d.      Kebersihan

e.       Indeks
Bulat
Di tengah

Tidak jelas

Bersih

0,458-0,521
Agak pipih
Sedikit bergeser dari tengah
Agak jelas

Bersih

0,394-0,457
Pipih
Agak kepinggir

Jelas

Ada sedikit bercak darah
0,330-0,393
5.
Bau
Khas
Khas
Khas
Sumber: SNI 01-3926-2008 (BSN, 2008).
Putih Telur
            Putih telur terdiri dari empat lapisan yang tersusun secara istimewa, yaitu : (1) lapisan terluar yang terdiri  dari cairan kental yang banyak mengandung serat-serat musin, (2) lapisan tengah yang terdiri dari anyaman musin yang berbentuk setengah padat, (3) lapisan ketiga merupakan lapisan yang lebih encer, dan (4) lapisan terdalam yang dinamakan kalazifera yang bersifat kantal (Muchtadi dan Sugiyono, 1992).
            Putih telur tersusun atas 86,8 % air, 11,3 % protein, 0,08 % lemak, 1 % karbohidrat, dan 0,8 % abu (Romanoff, dkk., 1963).  Kadar air yang tinggi pada putih telur akan mempermudah garam larut pada putih telur disbanding pada kuning telur, ketika telur diasin. Sirait (1986) menyatakan bahwa karena banyak mengandung air, maka selama penyimpanan putih telur merupakan bagian yang paling mudah rusak.
            Protein putih telur terdiri atas protein serabut yang terdiri ovomucin dan protein globular yang terdiri dari ovalbumin, conalbumin, ovomucoid, lizosim, flavoprotein, ovoglobulin, ovoinhibitor, dan avidin (Sirait, 1986). Protein globular merupakan protein yang berbentuk bola. Protein ini larut dalam larutan garam asam encer, juga lebih mudah berubah dibawah pengaruh suhu, konsentrasi garam, pelarut asam basa dibandingkan protein serabut. Protein globular juga merupakan protein yang mudah terdenaturasi (Winarno, 1997).
Hal lain yang menyebabkan bagian putih telur menjadi lebih encer menurut Sirait (1986) disebabkan hilangnya sebagian protein  ovomucin yang berfungsi sebagai pembentuk struktur putih telur. Peningkatan pH akan tejadi ikatan kompleks ovomucyn-lysozym  yang akan mengeluarkan air sehingga putih telur menjadi encer (Stadelman clan Cotterill, 1995). Romanoff, dkk., (1963) menambahkan perubahan  nilai  pH  putih  telur disebabkan oleh  hllangnya  CO2 dan  aktifnya  enzim  proteolitik yang  merusak membran vitellin menjadi lemah dan akhirnya pecah  sehingga menyebabkan putih telur menjadi cair dan  tipis.
Menurut pendapat Romanoff, dkk., (1963) persentase bobot putih telur dan kuning telur dipengaruhi oleh bobot telur dan umur unggas. Pada unggas yang lebih muda persentase putih telur lebih besar dari persentase kuning telur. Persentase berat putih telur akan menurun seiring dengan meningkatnya umur itik (Aryanti, 1981). Izat et al., (1989) menyatakan bahwa persentase putih telur akan menurun dengan bertambahnya umur dan pada akhir periode produksi relatif konstan.  Temperatur lingkungan yang tinggi menyebabkan terjadinya penurunan kualitas telur. Temperatur lingkungan yang tinggi menyebabkan menurunnya aktivitas hormonal dalam merangsang alat-alat reproduksi dan berakibat pada menurunnya kualitas putih telur ataupun kualitas dari kuning telur (North, 1990).
Kuning Telur
            Kuning telur tersusun atas 44,8 % air, 17,7 % protein, 35,2 % lemak, 1,1 % karbohidrat dan 1,2 % abu (Romanoff,dkk., 1963). Kuning telur merupakan emulsi lemak dalam air dengan kandungan bahan padat sebesar 50 % dan terdiri atas 1/3 protein dan 2/3 lemak. Kuning telur merupakan bagian terdalam dari telur yang terdiri atas : (1) membran vitelin, (2) saluran latebra, (3) lapisan kuning telur gelap, dan (4) lapisan kuning telur terang (Belitz dan Grosch, 1999). Kuning telur diselubungi oleh membran vitellin yang permeabel terhadap air dan berfungsi mempertahankan bentuk kuning telur (Muchtadi dan  Sugiyono, 1992).
            Kuning telur mengandung 52 % padatan yang mengandung lipoprotein dan protein (Stadelman dan Cotteril, 1995). Protein dalam kuning telur terdiri atas protein granular dan protein plasma. Protein granular terdiri atas α- dan β- lipovitellin 70 %, fosvitin 16 % dan lipoprotein 12 %, sedangkan protein plasma mengandung 66 % lipoprotein dan 10,6 % livetin (Winarno dan Koswara, 2002).
            Kuning telur mengandung zat warna (pigmen) yang umumnya termasuk dalam golongan karotenoid yaitu santofil, lutein dan zeaxantin serta sedikit betakaroten dan kriptosantin. Perubahan warna kuning pada kuning telur olahan menjadi warna hitam kehijauan disebabkan oleh pemanasan yang terlalu lama sehingga membentuk Fe dan S (Winarno dan Koswara, 2002).
Indeks kuning telur diperoleh dari tinggi kuning telur. Umur telur mempengaruhi kekuatan dan elastisitas membrane vitellin yang menyebabkan kuning telur melemah. Selain itu juga kekuatan dan elastisitas membrane vitellin dipengaruhi oleh faktor ukuran telur, temperature penyimpanan, pH putih telur dan kekentalan putih telur (Heath, 1976). Melemahnya membrane vitellin diamati dengan mengukur indeks kuning telur. Indeks kuning telur segar beragam antara 0,33 dan 0,50 dengan nilai rata-rata 0,42. Semakin bertambahnya umur telur, indeks kuning telur semakin menurun karena penambahan ukuran kuning telur sebagai akibat perpindahan air (Shenstone, 1968).
Warna kuning telur yang disukai konsumen salah satunya dipengaruhi oleh zat warna xantofil yang banyak terdapat dalam golongan hidroksi-karotenoid. Zat tersebut selain mempengaruhi warna kuning telur juga warna kulit, shank, paruh, dan pigmen ini akan disimpan di dalam kuning telur. Penyebab keragaman warna kuning telur selain disebabkan oleh jumlah kandungan xantofil dalam bahan pakan, juga disebabkan oleh perbedaan galur, keragaman individu, sangkar, angka kesakitan (morbiditas), cekaman, lemak dalam pakan oksidasi xantofil dalam bahan pakan tertentu.

Bobot Normal Telur Ayam Ras
Berat dan bentuk telur ayam ras relatif lebih besar dibandingkan dengan telur ayam buras. Telur ayam ras yang normal mempunyai berat 57,6 g per butir dengan volume sebesar 63 cc (Rasyaf, 2004). Bentuk telur dipengaruhi oleh bentuk oviduct pada masing-masing induk ayam, sehingga bentuk telur yang dihasilkan akan berbeda pula. Bentuk telur biasanya dinyatakan dengan suatu ukuran indeks bentuk atau shape index yaitu perbandingan (dalam persen) antara ukuran lebar dan panang telur. Ukuran indeks utuk telur yang baik adalah sekitar 70-75 (Djanah, 1990).
Dalam SNI 01-3926-1995 Telur ayam segar untuk konsumsi terdapat standar bobot telur sebagai berikut :
a.       Kecil (<50 g)
b.      Sedang (50 g sampai dengan 60 g)
c.       Besar (>60 g)
Menurut Sumarni, dkk (1995), klasifikasi standar berat telur di Jepang adalah sebagai berikut :  Ukuran Jumbo (> 76 g), Extra large (70-77 g), Large (64-70 g), Medium (58.64 g), Medium Small (52-58 g) dan Small (< 52 g). Telur yang berukuran kecil memiliki kualitas isi yang tinggi dibanding telur yang besar. Standar ukuran dalam pemasaran telur adalah 56,7 gram per butir.


BAB. III
HASIL dan PEMBAHASAN
Warna Kerabang Telur
Hasil pengamatan warna telur dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Telur
Warna
Keterangan
Telur 1
Coklat
Normal
Telur 2
Merah Bata
Normal
Telur 3
Coklat Tua
Bintik-bintik kasar
Telur 4
Coklat
Bintik - bintik
Telur 5
Coklat
Bintik - bintik
Telur 6
Coklat
Normal
Telur 7
Coklat
Normal
Telur 8
Coklat
Normal
Telur 9
Coklat
Bintik-bintik kasar
Telur 10
Coklat
Normal

Warna dari kerabang tergantung dari jenis ayam dan jenis warna yang disekresikan, ada warna putih, coklat, dan biru. Warna kerabang putih memberikan angka refleksi 5 dan coklat memberikan refleksi 45.
            Telur yang diamati memberikan refleksi 45 karena berwarna coklat.
Kebersihan Kerabang
            Hasil pengamatan kebersihan telur dapat dilihat dari tabel berikut ini :
Telur
Kebersihan
Telur 1
Kotor
Telur 2
Kotor
Telur 3
Kotor
Telur 4
Kotor
Telur 5
Kotor
Telur 6
Kotor
Telur 7
Kotor
Telur 8
Kotor
Telur 9
Kotor
Telur 10
Kotor

Kebersihan kerabang telur yaitu bukan telur yang dicuci, tetapi kulit telur asli yang dikeluarkan dari oviduk ayam. Sehingga telur yang digunakan saat praktikum dapat dinyatakan bahwa kebersihannya kurang.

Keutuhan Kerabang
Kerabang dapat memiliki tekstur kasar (rough), halus (smoth), dan beralur (ridged). Soliditas kerabang tergantung pada material penyusun. Menentukan mudah tidaknya retak.
Dari kesepuluh telur yang diamati ada yangmemiliki tekstur yang halus ada pula yang kasar. Soliditas dari keenam telur menunjukan kualitas baik karena tidak retak dan tidak  lunak.
Bentuk telur
            Bentuk telur dilihat dari indeks telur, yaitu perbandingan garis sumbu pendek (axis) dengan garis sumbu panjang (ordinat). Hasil penghitungan indeks telur dapat dilihat dari tabel berikut ini :
Telur
Indeks Bentuk %
Telur 1
140
Telur 2
140
Telur 3
128
Telur 4
135
Telur 5
133
Telur 6
117
Telur 7
121
Telur 8
124
Telur 9
125
Telur 10
124

Terdapat berbagai macam bentuk telur, diantaranya bikonikal, eliptikal, oval, konikal, dan sferikal. Bentuk telur dapat dihitung berdasarkan indeks telur, yaitu perbandingan antara sumbu lebar dengan sumbu panjang dikalikan 100%. Indeks telur bervariasi antara 65-82%. Indeks telur yang baik sekitar 74%.
Dilihat dari tabel keenam telur tersebut sudah memenuhi standard indeks telur. Telur nomor 2 yaitu telur yang paling mendekati standard indeks telur yang baik.


Berat Telur
            Hasil penghitungan berat telur menggunakan timbangan dapat dilihat dari tabel berikut ini :         
Telur
Berat telur ( gram )
Telur 1
53
Telur 2
56
Telur 3
56
Telur 4
53
Telur 5
56
Telur 6
60
Telur 7
50
Telur 8
56
Telur 9
57
Telur 10
53

            Berat telur merupakan kriteria pertama dalam pemasaran telur. Berat ideal telur ayam leghorn yaitu 50 – 70 gram. Problem yang sering timbul adalah berat telur yang tidak sesuai dengan yang diinginkan yaitu ringan atau terlalu berat.
            Dari hasil penimbangan kesepuluh telur tersebut memiliki berat yang ideal karena masih dalam kisaran berat telur ayam leghorn yang ideal.

Luas Permukaan Telur
            Hasil penghitungan luas permukaan telur dapat dilihat pada tabel berikut ini :        
Telur
Luas Permukaan ( cm2 )
Telur 1
65,89
Telur 2
68,36
Telur 3
68,36
Telur 4
65,89
Telur 5
68,36
Telur 6
71,73
Telur 7
63,39
Telur 8
68,36
Telur 9
69,17
Telur 10
65,89

Volume Isi Telur
            Hasil penghitungan volume isi telur dapat dilihat dari tabel berikut ini :
Telur
Volume isi telur ( cm3 )
Telur 1
48,39
Telur 2
51,13
Telur 3
51,13
Telur 4
48,39
Telur 5
51,13
Telur 6
54,78
Telur 7
45,65
Telur 8
51,13
Telur 9
52,04
Telur 10
48,39

Pengukuran Indeks Putih Telur
Telur yang digunakan dalam pengukuran yaitu:
Indeks Putih Telur No 8         =         
                                                =  _____6,44______
                                                       83,5 + 74,9 /2
                                                =         0,08

Indeks Putih Telur No 5         =         
                                                =  _____7,39______
                                                       107,2  + 76,35 /2
                                                =           0,76

Pengukuran Indeks Kuning Telur
Pengukuran Menggunakan Telur:
Indeks Kuning Telur No 8      =                    
                                                =          17,18
                                                              40
=          0,43    
Indeks Kuning Telur No 5      =                    
                                                =          16,07
                                                              41
=          0,39    
                                   






           
Pengukuran Haugh Unit
Pengukuran Menggunakan Telur 8
HU      =          100 Log ( H + 7,57 – 1,7 P0,37 )
HU      =          100 Log ( 6,44 + 7,57 – 1,7 . 56 0,37 )
HU      =          100 Log ( 13,98 – 7,54 )
HU      =          100 Log ( 6,44 )
HU      =          100 . 0,81
HU      =          81
Pengukuran Menggunakan Telur 5
HU      =          100 Log ( H + 7,57 – 1,7 P0,37 )
HU      =          100 Log ( 7,39 + 7,57 – 1,7 . 56 0,37 )
HU      =          100 Log ( 14,96 – 7,54 )
HU      =          100 Log ( 7,42 )
HU      =          100 . 0,87
HU      =          87

            Nilai HU bervariasi antara 20 – 110 dan pada telur yang baik antara 50 – 100. Nilai HU ini tergantung dari umur ayam. Di Amerika Serikat nilai dari HU ini kemudian digunakan sebagai indikator terhadap kualitas isi telur dan diklasifikasikan kedalam 4 klas yaitu :
Klas
AA
A
B
C
HU
>79
79>u>55
55>u>31
u<31
Sumber : yuwanta, 2010
            Dari penghitungan tersebut dapat diketahui bahwa telur nomor 6 termasuk kedalam klas AA.



LAMPIRAN
Volume Isi telur
Rumus :           V = 0,913 . W
Keterangan  :   V = Volume
                        W = Berat Telur

Telur 1 :           V = 0,913 . 53             = 48,39
Telur 2 :           V = 0,913 . 56             = 51,13
Telur 3 :           V = 0,913 . 56            = 51,13
Telur 4 :           V = 0,913 . 53             = 48,39
Telur 5 :           V = 0,913 . 56             = 51,13
Telur 6 :           V = 0,913 . 60             = 54,78
Telur 7 :           V = 0,913 . 50            = 45,65
Telur 8 :           V = 0,913 . 56             = 51,13
Telur 9 :           V = 0,913 . 57             = 52,04
Telur 10 :         V = 0,913 . 53             = 48,39






BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan
            Dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa telur yang diujikan pada praktikum ini mempunyai kualitas eksternal yang kurang baik, sedangkan kualitas internalnya mempunyai kualitas yang baik.

































Lampiran Gambar Langkah Kerja Uji Kualitas Telur